You are a great person if you ready to fall when you try to jump

The Queen (Part 7)

The Queen_Part 7.psd

The Queen

[Part 7]

(Love or Obsession’s After Story)

 

 

Author : Ifa Raneza

Cast :

-Kim Jong Woon

-Park Hye Mi (OC)

-Lee Sungmin

-Annabelle Stuart (OC)

-Park Jung Soo

-Hwang Yoon Hee (OC)

-Oh Sehun

 

Genre : Romance, Family

**

 

 

It’s late, I need to sleep and I already counted all the sheep in my head

In order to fall asleep somehow, I showered again

I keep drawing your face out on the ceiling and when I close my eyes,

A book with the story of our ended love opens

Even after you left, you torture me like this

How did I become this miserable?

What did I do wrong?

Why did we even break up? I don’t know

 

.

.

 

Jungsoo kembali membuka kedua matanya setelah gagal menyeret dirinya sendiri ke alam mimpi. Kedua matanya kembali mengamati langit-langit kamarnya yang masih sama, putih bersih. Pikirannya kembali melayang pada wanita yang ingin ia jauhi, Hwang Yoon Hee. Nama itu terus berulang di pikiran Jungsoo, membuat kesadarannya semakin mendorongnya untuk tetap terjaga. Semakin Jungsoo memaksakan dirinya untuk memejamkan mata, semakin nyata nama itu terdengar di telinga Jungsoo. Ingatannya kembali mengulang memori tentang gadis yang membuat ketakutan untuk mendekati wanita bernama Hwang Yoon Hee itu muncul. Ketakutan akan penyesalan yang tidak akan pernah Jungsoo lupakan seumur hidupnya. Selamanya.

Cause you’re like caffeine, I can’t fall asleep all night
My heart keeps racing and again, I hate you
Like caffeine, I try to stay away
I try to forget about you but I can’t do it, I can’t help it

.

 

.

Kafein? Apa Jungsoo bisa menyebut wanita itu sebagai kafeinnya untuk saat ini? Saat di mana Jungsoo tidak dapat menepis bayangannya walau hanya untuk satu detik. Bayangan kedua wanita itu semakin jelas terlihat nyata dalam pikirannya. Jung Narin dan Hwang Yoon Hee. Wajah gadis itu, wajah gadis yang sudah berada enam kaki di bawah tanah kembali muncul di pikiran Jungsoo. Memori tentang kepergian gadis itu yang terjadi tepat di hadapannya, membuatnya kembali diliputi rasa bersalah, rasa penyesalan yang akan terus menghantuinya sampai kapanpun.

Jungsoo bangun dengan bersandar pada kepala ranjangnya. Bibirnya terus menggumamkan kata maaf sementara pikirannya terus melukis bayangan Narin di dalam kepalanya. Jungsoo tidak tahu sejak kapan tepatnya, ia mulai sulit untuk memejamkan kedua matanya dan wajah Narin dan Yoonhee muncul secara bergantian di dalam pikirannya. Rasa penyesalan itu seolah mengejarnya hingga ke dalam mimpi sekalipun.

Pria itu tampak mengusap wajahnya dengan kasar, sebelum ia mengangkat wajahnya dan melihat sosok gadis yang duduk membelakanginya di pinggir tempat tidurnya. Walau Jungsoo hanya bisa melihat punggung gadis itu, ia tahu bahwa gadis itu adalah gadis yang selama ini selalu menghantuinya dengan perasaan bersalah.

“Jung Narin..” gumam Jungsoo dengan kedua matanya yang terbuka lebar, menatap sosok gadis itu yang mulai menoleh ke arahnya dan menghujamkan tatapan tajam.

Each time I breathe, I miss you
When I think that we’re living under the same sky, I go crazier
Though I’m like this, I can’t let you go
I see that couple fighting outside my window
They look like us in the past and tears well up
Look, don’t do that and just hug her
Look at me, how do I look right now?

.

 

.

“Narin..”

Jungsoo menekuk kedua kakinya secara perlahan, menyadari dirinya sudah tidak bisa menghindar dari sosok itu. Kedua matanya masih terpaku pada satu sosok yang kini sedang menghujamkan tatapan tajam tepat pada kedua matanya. Perlahan, dada Jungsoo terasa sesak, seolah emosinya memaksa untuk keluar dan menghujani sosok di depannya dengan berjuta kata maaf yang tak akan bisa menebus kesalahan yang telah Jungsoo lakukan padanya dulu.

“Narin-ah..” bisiknya, merasakan kedua matanya yang mulai memanas, sementara sebelah tangannya mulai terulur untuk menggapai sosok itu. “Narin-ah…” panggilnya lagi, berharap sosok itu akan menyahutnya dan menandakan bahwa sosok itu bukanlah sekedar ilusi.

“Narin.. Jung Narin…” bisik Jungsoo dengan bulir air mata pertama yang menuruni pipinya, sembari mencoba meraih gadis itu yang mulai menggumamkan satu kata dengan suara lembutnya yang sangat Jungsoo rindukan.

Oppa..” ucap sosok itu, membuat Jungsoo tersenyum dengan tangannya yang mulai menggapai puncak kepala Narin.

“Narin-ah… Mianhae..” bisik Jungsoo, mengusap puncak kepala Narin secara perlahan yang telah lama tidak ia lakukan.

Ia ingat, dulu sebelum kejadian mengerikan itu terjadi, ia selalu memperlakukan Narin seperti ia memperlakukan Hyemi. Saat Hyemi pergi meninggalkannya untuk lebih memilih bersama Kim Jong Woon, hanya Narin yang membuatnya merasa Hyemi tetap di sana. Ia merasa Narin lah sosok pengganti Hyemi yang paling membuatnya nyaman. Dan ketika ia melihat Narin mengakhiri hidupnya sendiri––karena Jungsoo––Jungsoo tidak bisa menghentikan dirinya untuk tetap menyimpan perasaan bersalah itu seumur hidupnya.

Oppa..” ucap Narin dengan kedua matanya yang jelas menatap kedua mata Jungsoo, membuat Jungsoo tenggelam dalam tatapan dalam gadis itu. “Kenapa kau tega menyakiti kami?” tanyanya lirih, mengingatkan Jungsoo pada kesalahan terbesarnya yang telah menghancurkan segalanya.

Pria itu merasakan jantungnya terasa seperti ditusuk seribu belati saat melihat cairan bening menetes dari mata Narin, sementara bibir gadis itu terus mengucapkan pertanyaan yang sama dengan suara lirihnya yang mengiris hati.

“Kenapa kau tega.. menyakiti Hyemi? Menyakiti Jongwoon… Kau tega menyakiti semuanya.. Kenapa, Oppa?” lirih Narin sekali lagi yang membuat hati Jungsoo terasa terguncang dan membuat tangisan pria itu semakin mengeras.

MianhaeJeongmal mianhae..” ucap Jungsoo di sela tangisannya yang semakin menjadi-jadi. Terlebih saat ia semakin mendekatkan dirinya pada sosok Narin dan mulai menarik gadis itu ke dalam pelukannya. Dan apa yang Jungsoo dapatkan selanjutnya adalah.. kekecewaan.

Can’t you give me a chance to hold onto you?
Our relationship wasn’t something that could end so easily
Or am I mistaken?
Why did we even break up? I don’t know
Cause you’re like caffeine, I can’t fall asleep all night
My heart keeps racing and again, I hate you
Like caffeine, I try to stay away
I try to forget about you but I can’t do it, I can’t help it

.

 

.

Jungsoo merasakan dadanya semakin  sesak dan air matanya yang keluar semakin deras. Ia terisak semakin keras merasakan kulitnya yang berusaha untuk memeluk ruang hampa yang terasa dingin. Pandangannya semakin mengabur dengan air mata yang terus keluar, menghalangi penglihatannya untuk mencari-cari sosok Narin yang telah menghilang bagai debu. Kedua lengannya masih melingkar di depan tubuhnya, mencoba memeluk sosok Narin yang sudah tidak dapat terlihat dengan indera penglihatannya. Yang ia dapatkan saat ini hanyalah kehampaan dan terasa dingin, menusuk kulitnya hingga ke dalam tulangnya. Air matanya terus mengalir membasahi setiap inci wajahnya yang mulai tampak memucat, menunjukkan betapa menyedihkannya sosok seorang Park Jung Soo dibalik senyum hangat dan tawanya selama setahun terakhir ini.

Kedua tangan Jungsoo turun, menyentuh kasurnya tempat Narin muncul tadi. Ia meremas tempat itu, seolah mencoba untuk menekan rasa sakit yang menjalari seluruh tubuhnya, terutama hatinya. Lalu, secara perlahan tangan kiri Jungsoo bergerak menuju dadanya, dan mulai memukul-mukul dadanya sendiri dengan kasar. Mencoba melenyapkan rasa penyesalan dan rasa sakit yang kini begitu menyiksanya.

Even though I hate you like this
When I think about the times we were together, I smile
Maybe I don’t want to forget you
Yes, I don’t want to forget you
I want to cherish you

Cause you’re like caffeine, I can’t fall asleep all night
My heart keeps racing and again, I hate you
Like caffeine, I try to stay away
I try to forget about you but I can’t do it, I can’t help it

 

.

 

.

Apa ia tidak bisa merasakan hangatnya senyuman Narin lagi? Apa ia sangat tidak pantas mendengarkan suara tawa Narin yang sangat ia rindukan? Apa Jungsoo adalah orang paling hina yang tak pernah dapat membayangkan senyuman Narin dalam ilusinya ketika sosok yang bagaikan hantu itu muncul di setiap malamnya?

Kantung mata Jungsoo jelas menunjukkan tidurnya yang beberapa hari terakhir sangat terganggu. Sosok Narin terus muncul di saat yang sama, di tempat yang sama, dan dengan cara yang sama. Dan yang selalu Jungsoo dapatkan hanyalah air mata Narin dan pertanyaan yang sama keluar dari bibir gadis itu.

Jungsoo sadar, seribu kali pun ia meminta maaf pada Narin, ia tak akan pernah bisa menebus semua yang telah ia lakukan dulu. Karena gadis itu sudah pergi jauh, meninggalkannya ke suatu tempat yang tidak akan bisa Jungsoo gapai.

You’re bad to me, so bad to me, oh girl you’re like caffeine
You’re bad to me, so bad to me, oh girl you’re like caffeine

You’re bad to me, so bad to me, oh girl you’re like caffeine
You’re bad to me, so bad to me, so bad to me…

 

(Yang Yeseob – Caffeine)

**

 

Hyemi mendengus pelan mendapati Sehun yang sedang duduk di bangku panjang yang berada di tepi sungai Han, seperti janji mereka. Di waktu yang semakin larut ini, Hyemi harus rela mengendap-ngendap keluar dari rumah untuk menemui Sehun yang mengancam akan terus mengganggu Hyemi jika ia tidak memenuhi permintaan Sehun malam ini. Dan sialnya Hyemi tidak mungkin menggunakan mobilnya jika tidak ingin Jungsoo mengetahui kepergiannya di larut malam seperti ini. Hasilnya, Hyemi terpaksa menyetop taksi yang lewat ketika ia berjalan lumayan jauh menuju sungai Han.

“Aku pikir kau lebih memilih untuk memimpikan pangeran tampanmu itu dibandingkan bertemu denganku malam ini, Hyemi,” ucap Sehun dengan senyuman lembutnya saat ia mengangkat wajahnya dan mendapati Hyemi sedang berdiri di hadapannya sambil merapatkan mantel hangat berwarna cokelat terangnya.

“Cepat katakan apa maumu dan biarkan aku pulang,” balas Hyemi dengan ketus dan tatapan dinginnya yang menghujam langsung ke arah kedua mata Sehun. Ia sudah cukup sabar untuk memenuhi permintaan Sehun yang sangat mengganggu waktu tidurnya.

Sehun melebarkan senyuman lembutnya dan bangkit dari kursi panjang yang berada di tepi sungai Han itu. Dinginnya malam jelas terlihat dari uap yang terlihat saat ia menghembuskan nafasnya, terlebih saat Hyemi menggosokkan kedua tangannya yang mulai terasa menggigil.

“Aku hanya ingin satu hal, Hyemi,” ucap Sehun seraya berjalan mendekati Hyemi dan mulai menggapai puncak kepala Hyemi, membelai rambut hitamnya yang selalu ia biarkan tergerai, dan membuat Sehun dapat menghirup aroma rambutnya. “Aku ingin kau,” bisik Sehun yang membuat Hyemi mendorong pundaknya dengan kasar dan menatapnya tajam.

“Kau gila, Oh Sehun,” desis Hyemi yang membuat Sehun tersenyum dingin mendengarnya.

“Ya, aku memang gila. Dan aku tergila-gila padamu, Park Hye Mi,” bisiknya sebelum merengkuh tubuh Hyemi ke dalam pelukannya dengan Hyemi yang terus memberontak. “Kau harus jadi milikku, Park Hye Mi. Apapun yang terjadi,” ucapnya dingin seraya mengeluarkan sebuah suntikan kecil dengan cairan yang merupakan obat bius dan mengarahkannya ke belakang leher Hyemi tanpa gadis itu sadari.

Pria itu mendekatkan wajahnya pada Hyemi dan mengecup pipinya dalam, membuat Hyemi semakin memberontak di dalam pelukannya, sebelum ia merasakan sesuatu yang menusuk kulit lehernya.

“AAARRGGHH…!”

Sehun tersenyum lebar menatap tubuh kecil Hyemi yang sudah tergeletak lemah di tanah dengan kesadarannya yang sudah menipis. Gadis itu tak sadarkan diri setelah Sehun menyuntikkan obat bius ke dalam tubuhnya dan membuat Sehun dapat melancarkan rencananya dengan sangat mudah.

“Sudah kubilang kau akan menjadi milikku, Park Hye Mi..” bisiknya pelan sembari mengangkat tubuh Hyemi ke dalam gendongannya dan membawanya pergi ke dalam mobilnya yang terparkir tak jauh dari sana.

You said you love her and she’s your madness

But are you sure that’s LOVE, not an OBSESSION,

Oh Sehun?

 

**

 

[Park Jung Soo’s POV]

Siapa aku? Aku hanya manusia biasa dengan segala keterbatasan dan kekurangan. Aku tidak bisa terbang, memutar kembali waktu yang telah terlewatkan, apalagi mengembalikan nyawa seseorang. Jika bisa, aku pasti sudah memutar kembali waktu di mana aku mengatur rencana untuk memisahkan Jongwoon dan Hyemi dulu. Saat itu aku akan membiarkan semuanya mengalir bagai air, tanpa harus menyakiti siapapun, termasuk dia yang kini sudah berada enam kaki di bawah tanah.

Aku ingin dia kembali hidup, kembali bernafas, dan berdiri di sampingku. Aku ingin Jung Narin berada di sini, menemaniku.. Bodoh? Ya, aku memang bodoh. Aku baru menyadari bahwa aku mencintainya saat dia sudah tak berada di dunia ini. Aku baru sadar aku mencintainya setelah aku menyakitinya. Aku kejam, aku ini iblis! Aku manusia berhati iblis yang pernah ada di muka bumi ini! Aku tidak pantas mendapatkan kebahagiaan, setelah apa yang kulakukan pada orang-orang di sekitarku. Aku tidak pantas mengatakan aku mencintai yeoja lain, setelah aku menyakiti Narin hingga ia mengakhiri hidupnya sendiri.

Aku tidak pantas mencintai Hwang Yoon Hee…

Oppa..”

Lagi-lagi suara lembut dan mencekam itu terdengar di telingaku. Dengan perlahan kutolehkan kepalaku ke arah suara dan kembali mendapati sosok gadis dengan wajahnya yang pucat dan rambutnya yang sedikit berantakan.

Oppa…”

Ucapnya lagi, memanggil-manggil namaku dengan sebelah tangan lemahnya yang berusaha menggapaiku. Aku memundurkan tubuhku, beringsut menuruni tempat tidur yang sudah berantakan, menjauhinya. Ia mulai melangkahkan kedua kakinya, mendekatiku yang hanya bisa menatapnya dengan takut.

Oppa.. Kenapa kau menjauhiku?” ucapnya lirih, dengan air mata yang mulai menuruni kedua pipinya.

Ya Tuhan, kenapa bayangannya selalu muncul di hadapanku? Kenapa Kau menyiksaku seperti ini, Ya Tuhan?

“Jangan, Narin.. Jangan dekati aku, kumohon…” bisikku takut, takut ia akan membalasku dengan apa yang pernah kulakukan padanya dulu.

“Kenapa? Aku tidak akan menyakitimu, Oppa…” lirihnya, namun senyumannya yang kemudian mengembang membuatku bergidik ngeri dan semakin beringsut di lantai menjauhinya. “Aku hanya ingin membawamu ikut bersamaku…” lanjutnya yang membuat jantungku berdetak dua kali lebih cepat.

Ini tidak mungkin kenyataan, kan? Ini pasti hanya mimpi. Dia pasti akan menghilang seperti ilusiku yang sudah berlalu.

“Jangan… Jangan, Narin..” ucapku tak beraturan sambil menggelengkan kepalaku cepat, wajahku sudah basah dengan keringat dingin, sementara tubuhku terasa sudah tidak berdaya di sudut ruangan.

Oppa..”

Kurasakan tangan dingin Narin menyentuh pipiku, sementara kedua mataku sudah terpejam rapat, tak berani menatap apa yang akan terjadi selanjutnya. Kini aku bisa merasakan ketakutan yang dulu Narin rasakan ketika aku mengetahui apa yang sudah ia lakukan terhadap rencana busukku. Aku bisa mendengar deru nafas dan detak jantungku sendiri yang memburu. Rasanya sangat menyakitkan, menyadari dirimu terpojok tak berdaya dengan karma yang Tuhan berikan padamu.

Oppa…”

ANDWAE…!!!

**

 

[Author’s POV]

 

 

Andwae…! Narin.. Kumohon, jangan…”

Yoonhee berlari-lari kecil, menghampiri tubuh Jungsoo yang terbaring lemah di atas ranjangnya dengan cemas. Tubuh pria itu bergerak-gerak tidak nyaman dalam tidurnya, kepalanya menggeleng kuat, sementara kedua matanya tertutup rapat. Keringat dingin terus keluar melalui pori-porinya, membuat kekhawatiran Yoonhee semakin bertambah.

“Jungsoo-ssi.. Jungsoo-ssi, kau tidak apa-apa?” tanya Yoonhee memastikan, meskipun hal itu hanya sia-sia saja. Yoonhee mencoba mengguncang pundak Jungsoo pelan, membangunkannya dari tidurnya. Perlahan, kedua mata pria itu terbuka, menatap langsung ke dalam bola mata Yoonhee yang tengah menatapnya cemas.

“Jungsoo-ssi, gwaenchanayo?” tanya Yoonhee pelan, memastikan pria itu baik-baik saja walaupun keadaannya sangat berantakan saat ini.

Keringat dingin terus bercucuran di wajahnya dan rambutnya sedikit acak-acakan, wajahnya pun sangat pucat. Jungsoo terkena demam tinggi sejak tadi malam, sejak ia dikejar-kejar bayangan Narin.

Jungsoo menggeleng cepat, bukan sebagai jawaban atas pertanyaan Yoonhee melainkan karena igauannya yang semakin menguasai pikirannya. Pria itu beringsut pelan, memundurkan tubuhnya dengan kedua lututnya yang ditekuk, perlahan menjauhi Yoonhee yang semakin bingung melihat sikap Jungsoo terhadapnya.

“Pergi..” bisik Jungsoo dengan ketakutan yang terasa jelas dari sorot mata dan nada bicaranya.

Mwo…?” ucap Yoonhee tak mengerti. Ia mencoba untuk mendekati Jungsoo dan hendak menggapainya, tapi detik itu juga Jungsoo kembali menjerit-jerit.

“Jangan dekati aku!” jeritnya yang membuat gerakan Yoonhee terhenti dan menatapnya bingung.

Geunde.. Waeyo, Jungsoo-ssi…?” bisiknya pelan, sementara hatinya dengan sekuat tenaga membangun pertahanan agar ia tidak menangis saat itu juga. Rasanya sakit, sangat sakit mendengar orang yang telah terlanjur kau sayangi menyuruhmu agar segera pergi dari hadapannya setelah menghilang secara tiba-tiba dalam hidupmu.

“Pergi.. Jebal, jangan dekati aku..” bisik Jungsoo yang tengah menenggelamkan wajahnya di antara kedua lututnya yang ditekuk, sementara kedua bahunya terlihat bergetar.

Sekali lagi Yoonhee menggigit bibir bawahnya, menahan rasa sakit yang perlahan menjalari dadanya. Ia tidak tahan melihat ini, di mana Jungsoo tampak tidak berdaya dengan meracau hal-hal aneh dan menganggap Yoonhee sebagai sosok yang ditakutinya. Ia seperti dikejar-kejar oleh sesuatu yang Yoonhee tidak tahu apa itu.

“Pergi, Narin!!!” jerit Jungsoo sekali lagi, membuat Yoonhee segera membulatkan kedua matanya dengan sebelah tangannya yang menutup mulutnya yang sedikit terbuka, tak percaya dengan apa yang didengarnya dari bibir Jungsoo.

“Jungsoo…” lirihnya dengan bola matanya yang sudah berkaca-kaca dan siap untuk mengeluarkan buliran-buliran air mata yang akan membanjiri wajahnya sebentar lagi. Ia melangkah perlahan, mendekati Jungsoo meskipun pria itu semakin memundurkan tubuhnya hingga punggungnya membentur kepala tempat tidur. Sebelah tangannya menggapai puncak kepala Jungsoo, membuat kedua bahu pria itu semakin bergetar hebat. “Aku bukan Narin, Jungsoo-ssi.. Aku Yoonhee… Hwang Yoon Hee..” bisiknya pelan, bersamaan dengan sebulir air mata yang menuruni pipinya.

Mian…” lirih Jungsoo sambil terisak kuat yang membuat hati Yoonhee semakin terasa tersayat-sayat. “Mianhae, Narin.. Jebal… Jangan sakiti aku..” isaknya yang sekali lagi membuat hati Yoonhee mencelos.

Kenapa selama ini Jungsoo hanya menatapnya sebagai orang lain? Ingin ia teriakkan pada pria ini bahwa dirinya bukan Narin, dia Yoonhee! Hwang Yoon Hee yang selalu Jungsoo temui di taman setiap sore. Hwang Yoon Hee yang sudah terlanjur menjatuhkan hatinya pada Jungsoo semenjak pria itu memberikan perhatian-perhatian kecilnya pada Yoonhee.

“Tapi aku Yoonhee, Jungsoo.. Ini aku, Hwang Yoon Hee…” ucap Yoonhee dengan air mata yang semakin membanjiri wajahnya, mencoba meraih puncak kepala Jungsoo dan membuat pria itu mengangkat wajahnya yang sudah banjir dengan air mata secara perlahan.

Tubuh Yoonhee terasa semakin melemas mendapati wajah Jungsoo yang sangat berantakan. Air mata di mana-mana dan kulitnya yang sudah sepucat mayat. Apa cinta memang sesakit ini?

“Yoonhee…?” bisik Jungsoo polos dengan kedua matanya yang menatap lurus-lurus ke arah kedua mata Yoonhee, menatapnya dengan tatapan yang mulai menghangat seolah baru menyadari bahwa wanita yang berdiri di hadapannya adalah Hwang Yoon Hee, bukan Jung Narin yang selama ini mengejarnya dengan rasa penyesalan.

Yoonhee mengangguk pelan, pasrah dengan air matanya yang sulit untuk ia kendalikan. Dan secara tak terduga Jungsoo menghambur ke arahnya yang langsung ia sambut dengan sebuah pelukan. Kedua tangannya merengkuh kepala Jungsoo ke dalam pelukannya, merasakan tubuh Jungsoo yang kembali bergetar di dalam rengkuhannya.

“Aku takut, Yoonhee… Sangat takut..” bisiknya pelan dengan masih terisak keras, membuat Yoonhee hanya bisa diam merasakan rasa sakitnya yang semakin menjadi-jadi.

“Ada aku di sini, Jungsoo.. Ada aku…” balas Yoonhee dengan berbisik, merasakan pundaknya yang semakin basah akibat air mata Jungsoo yang jatuh di sana.

**

 

[Park Hye Mi’s POV]

 

 

Kepalaku masih terasa pusing saat kedua mataku mulai terbuka. Denyutan itu masih terasa begitu nyata saat kedua mataku terbuka dengan sempurna. Dan ketika itu juga keterkejutanku meningkat. Aku tidak sedang berada di kamarku seperti yang pagi-pagi sebelumnya. Ini.. di mana?

Otakku masih berusaha mencari-cari memori semalam yang entah sudah melayang ke mana-mana, sementara aku mencoba menegakkan tubuhku yang hampir terasa remuk. Pikiranku kembali kalut saat kulitku tidak merasakan kain yang melindungi tubuhku selain selimut yang masih membungkus sebagian tubuhku. Terlebih saat kulihat pakaianku berserakan di lantai, bahkan beberapa tergeletak begitu saja di tepi ranjang yang sedang kutiduri, jadi sekarang aku…

Nafasku tersendat, otakku rasanya mau pecah mencerna dan menyimpulkan sendiri apa yang sudah terjadi padaku. Aku ingat, tadi malam aku menemui Oh Sehun di tepi sungai Han, lalu aku… Aku… Hanya sampai di situ yang kuingat dan selebihnya aku lupa semua. Aku tidak ingat sejak kapan aku berada di sini, dan sejak kapan aku… dalam kondisi seperti ini. Ya Tuhan, apa yang terjadi padaku? Jangan bilang––

“Kau sudah bangun?”

Kepalaku bergerak cepat menoleh ke arah suara itu. Dadaku terasa sangat sesak mendapati sosok namja dengan senyuman iblisnya yang tak pernah kusukai. Dan dia hanya mengenakan baju mandi dengan rambutnya yang terlihat basah. Kenapa…? Kenapa harus dia?

“Kau terlihat sangat lelah, jadi aku tidak membangunkan––”

“Apa yang telah terjadi?” tanyaku dingin sambil menahan selimut ini agar tetap melindungi tubuhku.

Ia hanya tersenyum kecil, lalu berjalan ke sisi ranjang dan meletakkan teh hangat yang dibawanya di atas meja nakas. Kemudian ia duduk di pinggir ranjang, hendak menggapaiku.

“Tenanglah, semuanya akan baik-baik saja,” ucapnya, tak menghiraukan tanganku yang menepis tangannya yang terulur ke arahku.

“Apa yang sudah terjadi?!” teriakku tak tertahan. Air mataku meleleh, merasa tak rela dengan apa yang terjadi. Dan aku ingin mendengar penjelasannya sedikit saja, memastikan bahwa semuanya memang baik-baik saja.

Aku mohon.. katakan padaku bahwa semuanya baik-baik saja.

Mianhae..”

**

 

[Author’s POV]

 

 

Mianhae..” ucap Sehun pelan dengan suara tenang dan wajah dinginnya, seolah menutupi sesuatu yang akan terungkap sebentar lagi.

Tangis Hyemi meledak, gadis itu menggeleng-gelengkan kepalanya pelan. Air mata yang tadinya sudah meleleh semakin deras menuruni kedua pipinya yang tampak pucat. Ia menyesal. Ia menyesali keputusannya untuk menemui Sehun tadi malam jika pada akhirnya akan menjadi seperti ini. Ia harus kehilangan sesuatu yang sangat berharga, yang ia pertahankan hanya untuk pendamping hidupnya kelak. Dan kini, Sehun sudah merenggut semuanya.

Mianhae, Hyemi.. Aku––” ucap Sehun tersendat, sebelah tangannya yang sudah berada di udara tak mampu ia gerakkan untuk menggapai Hyemi. Tatapan tajam yang Hyemi hujamkan pada kedua bola matanya sangat mengganggu kinerja otaknya untuk merangkai kata-kata, ada sesuatu yang mengganjal di dalam dadanya, seolah rasa perih memang harus ia rasakan pada hatinya ketika mendapatkan tatapan seperti itu dari Hyemi.

“Singkirkan tanganmu dariku,” desis Hyemi tajam, membuat Sehun yang menatapnya tertegun. Ini pertama kalinya pria itu merasakan sesakit ini ketika Hyemi mengucapkan kata-kata menyakitkan seperti tadi. “Jangan sentuh aku, Oh Sehun.. Jangan sentuh aku lagi,” desis Hyemi lagi dengan air matanya yang kembali jatuh dan membuat paru-paru Sehun terasa seperti kehilangan oksigennya secara tiba-tiba.

Sehun menarik kembali tangannya yang menggantung di udara. Dengan oksigen yang kini terasa sangat menyesakkan dadanya, Sehun bangkit dan berjalan meninggalkan Hyemi yang masih menyesali semua yang telah terjadi saat ini. Ada rasa tidak rela ketika melihat gadis periang itu menjadi terpuruk dengan semua yang sudah Sehun lakukan padanya, tapi ego dan obsesinya ternyata lebih besar untuk menutupi itu semua. Park Hye Mi harus bisa ia rebut dari tangan Jongwoon.

**

 

“Aku membeli beberapa pakaian baru untukmu. Kau tidak mungkin mengenakan pakaianmu itu, kan? Itu sudah kotor, biar kuantar pakaian itu ke laundry,” ujar Sehun sambil meletakkan beberapa kantung berisi pakaian baru di atas pinggir ranjang yang Hyemi tempati.

Gadis itu berjalan pelan, mendekati Sehun dengan hati-hati. Keadaannya sangat berantakan sekarang. Wajah pucat dengan kedua matanya yang bengkak karena terlalu banyak menangis, apalagi tubuhnya yang hanya terbalut selimut yang melilit tubuhnya sebagai pengganti pakaiannya yang sudah kotor di atas lantai.

“Kau juga membelikan pakaian dalam untukku?” tanya Hyemi pelan dengan suaranya yang sedikit serak, sambil melihat isi sebuah kantung berwarna merah muda yang Sehun bawa.

“Aku pikir kau sangat membutuhkannya,” sahut Sehun dengan senyum kecil yang menghiasi wajahnya. Setidaknya kini Hyemi tidak terlihat semenyedihkan sebelum ia meninggalkannya tadi pagi.

“Mm… Gomawo..” bisik Hyemi pelan, dengan wajahnya yang sedikit memerah akibat ucapan Sehun barusan.

Sehun yang mendengarnya perlahan menolehkan kepalanya ke arah Hyemi yang masih mengamati pakaian yang Sehun bawakan untuknya. Senyumnya melebar, mendapati wajah Hyemi yang mengingatkannya pada masa lalunya. Masa lalunya yang ingin ia pertahankan dalam sosok Hyemi.

“Kau lapar?” tanya Sehun, membuat Hyemi mengangkat wajahnya menatap Sehun dengan kedua matanya yang masih sembab. “Mandilah dan bersiap-siap. Aku akan membuatkanmu sarapan,” ujar Sehun dengan senyum kecilnya seraya pergi meninggalkan Hyemi yang masih terdiam di tempatnya.

Perlahan Hyemi memiringkan kepalanya, menatap punggung Sehun yang menghilang di balik pintu kamar yang ia tutup beberapa detik yang lalu.

‘Aku harus bagaimana…?’

**

 

Jongwoon mengetuk-ngetukkan ujung ponselnya pada meja kerjanya pelan. Sejak tadi pagi gadis yang selama setahun terakhir ini mengisi ruang hatinya tidak bisa dihubungi. Bukan hanya itu, bahkan ketika ia menelepon Jungsoo yang mengangkat teleponnya bukanlah si pemilik ponsel, melainkan wanita bernama Hwang Yoon Hee dan mengatakan bahwa Jungsoo sedang sakit. Lalu ke mana Park Hye Mi? Tidak ada yang tahu, bahkan kakaknya sendiri.

Apa yang harus Jongwoon lakukan sekarang? Mencari Hyemi? Tentu saja. Dengan cepat pria itu meraih kunci mobilnya yang tergeletak di atas meja beserta ponselnya, lalu berlari-lari kecil keluar dari ruang kerjanya. Tapi belum sempat pria itu melangkah keluar dari ruangannya, kedua kakinya terhenti dan tatapannya menajam.

“Untuk apa kau kemari?”

**

 

Jongwoon dengan kedua matanya yang menatap sosok di hadapannya dengan sedikit tajam, hanya bisa menahan emosinya dan berusaha untuk tidak segera melayangkan pukulannya mengingat sosok di depannya inilah yang selalu mencoba memancing emosinya.

Pria itu, Oh Sehun, menarik sudut bibirnya, mulai bersuara dan membuat Jongwoon sedikit bergerak membenarkan posisi duduknya.

“Aku hanya ingin menunjukkan ini,” ucapnya tenang sambil menyodorkan satu amplop cokelat dan satu tape recorder yang membuat sebelah alis Jongwoon terangkat, tak mengerti.

“Apa ini?” tanyanya dingin, meminta penjelasan tentang apa yang tersaji di hadapannya.

Sehun hanya melebarkan senyum tenangnya sambil mengendikkan kedua bahunya, menatap Jongwoon dengan tatapan seolah-olah ia telah memenangkan segalanya.

“Kau akan tahu setelah membukanya,” jawabnya seraya beranjak dari kursinya yang menghadap pada meja kerja Jongwoon. “Kuharap kau membukanya setelah aku pergi,” lanjutnya lagi sambil membuka pintu ruang kerja putra tunggal keluarga Kim itu dengan senyuman penuh arti yang kembali membuat jantung Jongwoon berdetak tidak karuan.

“Apa ini ada hubungannya dengan Hyemi?” gumamnya pelan, seraya membuka amplop coklat itu setelah dilihatnya Sehun telah menghilang di balik pintu cokelat yang membatasi ruangan ini.

Tangannya bergerak membuka amplop cokelat itu dengan tak sabar, lalu segera merogoh isinya yang merupakan beberapa lembar foto. Apa yang didapatinya tepat di kedua bola matanya adalah sesuatu yang tidak ia inginkan dalam seumur hidupnya. Kini di hadapannya telah hadir bukti bahwa gadisnya telah direbut oleh iblis bernama Oh Sehun itu.

“ARGH!”

Jongwoon melempar beberapa barang yang tergeletak di atas meja kerjanya dengan penuh emosi, kedua matanya masih menatap tajam bercampur kecewa ke arah sosok yang hanya dibalut selimut tebal di dalam foto itu. Ia tahu, itu gadisnya, dan ia tidak membutuhkan penjelasan lebih lanjut lagi tentang menghilangnya putri bungsu keluarga Park yang secara tiba-tiba itu.

Tangan kanan Jongwoon langsung menyambar tape recorder yang tergeletak di atas meja saat kedua matanya menangkap kehadiran benda itu. Jari telunjuknya menekan tombol di sana hingga terdengar suara lembut yang sangat dikenalnya.

“Mungkin aku memang tidak benar-benar mencintai Jongwoon, Oh Sehun. Jika mengingat masa-masaku bersamanya dulu, dia seringkali membuatku kecewa, membuatku menangis, dan membuatku merasa aku bodoh telah memercayainya.”

Seiring dengan menggemanya kalimat-kalimat bernada lembut itu, air mata Jongwoon mulai menetes sedikit demi sedikit bersamaan dengan lututnya yang melemas hingga menghantam lantai berlapis ubin yang terasa begitu dingin hingga bisa menusuk tulang-tulangnya.

“Apa ini yang kau rasakan selama bersamaku, Hyemi? Kenapa, Hyemi-ya…? Kenapa baru sekarang kau lakukan ini padaku?!! WAEYO?!” jeritnya yang membuat seorang pria paruh baya segera memasuki ruang kerja putranya itu dengan tergesa-gesa tanpa meminta izin terlebih dahulu.

Pria itu membulatkan kedua matanya, tak percaya dengan apa yang telah terjadi di ruangan itu.

“Jongwoon-ah, apa yang kau lakukan?” tanyanya dengan nada tegas yang tak Jongwoon jawab, membuatnya kembali meneriakkan suara tegasnya. “Kim Jong Woon!!”

Jongwoon hanya menunduk, menyembunyikan air mata yang merupakan kelemahannya di balik sosok dingin dan keras kepala yang selama ini mampu menjadi topengnya yang paling ampuh. Tangan kirinya masih menggenggam selembar foto yang merupakan pil pahit baginya yang harus ia telan dengan terpaksa saat ini juga.

“Park Hye Mi, kenapa kau baru menyakitiku sekarang?”

 

-To be continued-

 

 

Yihaaa~!!!

Konflik si Sehun, Yesung, sama si Hyemi makin ruwet ye… Mana rada yadong lagi, aigooo~ .__.)a

Tapi percayalah readersnim, si author yang abal dan manis ini *hoeekk* masih terbebas dari yadong akut (walaupun terkadang suka bikin yang menjurus ke arah yang itu sih). Berhubung di sini konfliknya yang paling ruwet itu Ann-Sungmin dan Yesung-Hyemi, mungkin yang paling banyak muncul ya mereka. Sedangkan Jungsoo dan Yoonhee cuma sebagai pemanis cerita dengan konflik mereka yang tidak terlalu rumit. Hehehe 😀

Konflik Jungsoo-Yoonhee juga sedikit membingungkan untuk dilanjutkan. Akankah mereka bisa terus bersama? *JENGJENGJENG!!* Sekali lagi saya tidak bosan-bosannya meminta maaf yang sebesar-besarnya untuk typo yang nggak sengaja nongkrong di post-an ini.

Mulai sekarang saya akan berusaha meneruskan cerita galau nan tragis ini tanpa ngaret *walaupun nggak janji yee*…

Hehehe… 😀

Anyway……

-KAMSAHAMNIDA~~!! ^^

44 responses

  1. ttuh kan… *tepuk2 dada*
    ck, tenang jong woon-ah, hyemi lagi bercanda itu… author.a juga lagi bercanda…
    gag usah ditangisin gitu ahh… hihihi
    bagaimana klo kita bunuh sehun aja…? selesai kaan… *menghibur diri sendiri*
    hyaaa, ige mwoyaaaaa *shocked*
    haduuh, gag rela rasanya liat jungso jadi 1/2 gila gitu…
    lanjut… lanjut… lanjut… klo bisa langsung end aja…misalnya jong woon bunuh diri gitu *amit2 amit2*
    kan aku gag tega liat jong woon menderita kkk~ XD

    April 14, 2013 at 2:39 am

    • loh kok bercanda? XD
      lah kalo langsung end dengan jongwoon berada di pemakaman, kasian amat eon.. ngenes abis =__=
      iyasih, tapi inilah ciri khas saya. Senang melihat tokoh2nya menderita sblm akhirnya bahagia XD

      April 14, 2013 at 7:11 am

      • naahh…. berarti happy ending dong kkk~

        April 16, 2013 at 2:33 am

      • tentu ! tapi setelah menderita yaa~ *plakk

        April 16, 2013 at 2:34 am

      • huuu…uuhhh, sehun.a aja deh yg menderita jangan jong woon.a.. kasian, doi udah tua #KemudianDiBom #OlehClouds #Meninggal muehehe

        April 16, 2013 at 2:51 am

      • iya sih mana bentar lagi dia mau wamil.. huweee *kembali galau*

        April 17, 2013 at 10:39 am

  2. Ayunie CLOUDsweetJewel

    Habis baca part yang ini, rasanya…

    pengen tendang Sehun
    pengen tabok Sehun
    pengen timpuk Sehun
    pengen cekek Sehun
    Pengen tendang Sehun
    pengen nonjok Sehun dan
    pengen bunuh author-nya!!!!

    *TodongAuthorPakeParang

    Huwaaaaaaaa….
    Ige mwoya??????

    Semoga Sehun ga nge-lakuin apa-apa, kadang-kadang yg kita lihat, tidak seperti yg kita pikirkan.
    *Elus2DadaJongWoon

    April 14, 2013 at 7:42 am

    • aigo sampe segitu nya kah konflik di sini? .___.a
      *brb ngecek*
      UWAAAA~~ bru nyadar sekarang *tutup muka pake kantong kresek*
      yup, benar sekali! jangan pernah lebih percaya sama kepala dibandingkan sama hati sendiri *if you know what I mean* 😉
      gomawo udh baca^^

      April 15, 2013 at 1:54 am

  3. nuyuuyy

    Iihhh masa hyemi nya gitu !! Kasian jongwoon nya ! Ihh si sehun ngeselin , pengen dipukul ajah rasanya !!

    April 15, 2013 at 2:51 am

    • iya! pukul aja si sehun! saya jg jdi ikutan geregetan nih! >< *gigit laptop*
      gomawo udh baca ^^

      April 15, 2013 at 2:52 am

  4. Iyoung Gaemfly407

    Ige mwoyaaa?? Cius?? Enelan?? Mi apa?? Itu bener Hyemi ditiduri Sehun?? Huaaa..jngn sampe, m0ga itu cm akal2’n Sehun doang,, kesel tngkt tinggi nih!! Pengen cabik-cabik muka Author *plakk ditabok Author* peace^^ kekeke
    Jd, smua tokohnya di siksa jiwa dan raga,, kasian..kasian..kasian… Ngom0ng2 gmn nasib couple Sungmin-Ann, mreka ga n0ngol di sini,, kalo gitu next part wjb n0ngol *maksa* dibakar Author* wookie, poko’ny d tnggu next’ny^^ fighting!!

    April 15, 2013 at 5:41 am

    • huwaa muka saya jgn diapa2in >< *pasang helm*
      kadang2 kasian juga sih kalo tokoh2nya disiksa begini, tapi mau gimana lagi… inilah susahnya mengembangkan suatu konflik dari keadaan yang udah selalu bahagia *plakk
      yup! di next part Ming-Ann pasti nongol kok, tenang saja~ B)
      gomawo ^^~

      April 15, 2013 at 9:12 am

  5. demi apapun ya ><

    April 15, 2013 at 7:11 am

    • demi Leeteuk dan pak Sooman .__.

      April 15, 2013 at 9:13 am

  6. Arrgghhhh !!! Ihh kok Sehun sama Hyemi gtu sih ? sumpah NYESEK bacanya, ga rela Jongwoon digituin T.T . Semoga aja ga sperti itu kejadian yg se-be-nar-nya . Ga tega liat Jongwoon digituin kasian Yeppa di part sebelumnya dia jga udah menderita, kenapa disini dia juga gini ?! tolong saeng author yang manis jgn bikin Jongwoon trpojok dan menderita lagi disini yah 😦 nyesek banget bacanya . Semua ada ditangan author mau bkin ceritanya tapi tolong jgan bikin Jongwoon menderita terus, ksian juga mikirnya 😦 Oke maaf udah ngeluarin emosi Hhehe 😀 trbawa suasana baca akhir-akhirnya saeng :D. Keep writing, next partnya Jongwoon diperhatiin lagi yah 🙂 Fighting author !

    April 15, 2013 at 8:00 am

    • tapi tenang di sini kan belum dibuka semua ceritanya 😀 masih ada peluang di part selanjutnya utk lebih menderita *dibakar SJ*
      bukannya mau nyiksa Jongwoon sih di sini, tapi emang gini sih keadaan yang aku bayangin kalo masalahnya udah serumit ini.
      aku nulisnya tetep pake hati kok, makanya pas ngetik selalu nyiapin tissue 😀 *anyway saya termasuk cengeng*
      next part bkan hanya jongwoon kok yang diperhatiin tapi juga Leeteuk dan Sungmin *kasian bgt cast gue..*
      makasih ^^ *deep bow*

      April 15, 2013 at 9:15 am

      • Klo begitu tmbah ga sabar nungguin kelanjutannya 🙂 Makasih saeng udah di reply commentnya 🙂
        Hhehe, berarti sama dong ? slalu nyiapin tisu apalagi yang di Love or obsession itu yang banyak bkin mewek author 🙂 Pokoknya hebat deh bikin feelnya. Keep Writing ! Fighting !

        April 17, 2013 at 2:28 am

      • iyaaa, sama2 ^^
        kalo lagi gaada tissue juga sprei yang jadi ‘korban’ hehe 😀
        makasih ^^

        April 17, 2013 at 10:38 am

  7. itu comment aku belom kelar ckck ‘__’ gregetan baca epep kamu great story … nice conflict …ditunggu another part nya ^-^

    April 15, 2013 at 12:43 pm

    • wkwkwk…
      makasih ^^ *bow*

      April 16, 2013 at 12:01 am

  8. ah kependekan tapi seru

    April 15, 2013 at 2:59 pm

  9. oh noooo!
    Hyemi d apakan tuh sm si sehun?!???
    Uri jungsoo oppa jangan nangis z….
    Q jd ikutan nangiiiiiis

    April 15, 2013 at 5:46 pm

    • iyaa kasian jungsoo nya TT^TT

      April 16, 2013 at 12:02 am

  10. nice … i love this story and i’ll wait the next ….!!! I hope I’m not going to wait long for the next story ….

    April 15, 2013 at 6:58 pm

  11. Yohana

    hueeeee!!! itu beneran si sehun ngelakuin *ehem* sama hyemi? engga kan? jawab saya thor jawabbbb!!! /kebawa emosi/ kasian si Yesung ih si sehun bener2 kyuhyun keturunan ke dua-__-

    April 15, 2013 at 11:07 pm

    • err… .__.a jawabannya ada di part 8.. tunggu yaa~ ^^
      Iya, sehun sama kyuhyun kan sama2 magnae ya .___.a

      April 16, 2013 at 12:03 am

      • Yohana

        Iya mereka berdua sama2 magnae turunan iblis -_- pokoknya disini sehun sinting!! Adawww ditunggu lanjutannya thor!

        April 16, 2013 at 11:51 am

      • wkwk hati2 dibakar Kyu sama Sehun loh XD
        gomawo ^^

        April 17, 2013 at 10:39 am

  12. lee

    Sehun kok jahat banget yaaa,,,,
    Jungsoo kenapa jadi stress gitu yaa!!! Keluarga park sedang kacau…..

    April 15, 2013 at 11:51 pm

    • keluarga park, kim, dan lee memang sedang kacau..
      yup! Sehun di sini memang dibikin jahat..
      maaf ya kalo terlalu jahat (_ _) *bow*

      April 16, 2013 at 12:04 am

  13. Ratika

    Konflik yang semakin rumit,
    moga Ann gk gugurin kandungan dia,
    moga Hyemi gak bener2 digituin sehun,
    moga Jungsoo gak jadi gila gara2 Narin,
    pkoknya semoga deh

    April 16, 2013 at 2:13 am

    • amin! 😀
      makasih udh baca ^^

      April 16, 2013 at 2:14 am

  14. deewookyu

    nah looohh…….
    semua cast nya pada disiksa sama author.
    SungMin_ Anne ..
    Jungsoo_Yoonhee…..
    Jongwoon_hyemi…….

    Sehun…..
    tendangtonjoktimpuk…….
    bungkus pakedaon…..
    lempar kelaut…….

    ceettiiuuwww……..!!

    April 20, 2013 at 12:44 pm

  15. part ini bener2 menguras jiwa dan iman aye.. *brb nguras bak mandi* ;_;
    ommaaaaaa~

    April 28, 2013 at 7:41 am

    • jangan lupa lakukan 3M yak buat mencegah pertumbuhan nyamuk DBD ._.v

      April 28, 2013 at 10:30 am

      • lah kok jadi nyambung ke sini?
        ==a

        May 3, 2013 at 6:23 am

  16. liyahseUll

    Eonn itu bneran hye mi diperkosa??????

    Ahhh gak mungkinn 😥 yeye nya gimana??

    April 29, 2013 at 5:30 am

    • yeye nya…. yah begitulah..
      baca aja terus… makasih udh baca sampe sini 😀 😀

      April 29, 2013 at 5:51 am

  17. inggarkichulsung

    Pasti itu sehun sendiri yg buat suratnya.. kasihan sekali ann dan hyemi sama2 tersiksa dan kedua pasangannya blm mengetahui hal yg sebenarnya terjadi.. aigoo jong woon oppa hrs sgr menanyakan lsg pd hyemi jgn lsg termakan omongan sehun

    May 28, 2013 at 10:24 am

    • BETUL! Jongwoon harus percaya sama Hyemi tuh, aaah kenapa saya jadi ikutan geregetan sama cerita ini?! ><
      Makasih chingu ^^

      May 28, 2013 at 1:53 pm

  18. fitria

    rumit nie, masa jongwoon percaya gitu aja sih*kok gk nyari hyemi buat minta pnjelasan?! Ywd hunzy aja thor

    July 24, 2013 at 11:02 am

Leave a comment