You are a great person if you ready to fall when you try to jump

Cat Story [Jungsoo-Raeka]

Cat Story 2

CAT STORY

 

 

Author: TJ (Bukan Merk Madu!!)

Edited by: Ifa Raneza

Cast:

Park Jung Soo (Super Junior) – male (5 or 25 years old)

Hwang Raeka (OC) – female (15 years old)

Lee Hyuk Jae (Super Junior) – male (17 years old)

Kim Soon Ji (OC) – female (16 years old)

and others

Genre: fantasy

Length: Oneshot

TJ’s note : baiklah permisah… kali ini saya bawa epep fantasy request-annya may pren IFA RANEZA, hehehe… akhirnya ane bikin epep tentang kucing juga….hahai! dan jangan lupa, yang baca COMMENT. Yang dibikinin COMMENT. Dan semoga yang COMMENT kawin ama bias masing-masing, amiiieeennnn….. ane juga mau kasih tahu kalau tanda petik(“) berarti manusia yang ngomong, trus kalau tanda petiknya (‘) berarti itu terjemahan dari meongan si kucing. Untuk mempersingkat waktu, cekidot

SHIJAK!!!!!

-o0o-

 

Ini ceritaku

Tentang harapan kecilku

Tentang bagaimana alunan sihir merdu mewujudkan itu

Tentang bagaimana cinta membuat sihir itu nyata

Ini ceritaku

Cerita si kucing

 Jung Soo POV

 

Musim gugur sedang mendatangi korea saat ini. Sedari tadi aku melihat bunga forsythia gugur di halaman belakang apartemen Raeka.

CKLEK

Aku mendengar suara pintu terbuka.

“Jung Soo-yah, aku pulang~” mendengar suara Raeka aku segera melompat dari jendela dan berlari menghampirinya.

‘selamat datang Raeka! ^^’ aku menggosokkan kepalaku ke kaki Raeka tanda selamat datang.

“wah, sepertinya Jung Soo sudah lapar, ne?” Raeka membawaku ke dapur. Huft, padahal aku bukan kelaparan, tapi menyambut kedatangnnya.

“nah, Jung Soo ini makananmu” Raeka berlalu ke kamarnya setelah mengusap kepalaku.

Perkenalkan, namaku Jung Soo. Aku adalah kucing peliharaannya Raeka. Raeka yang memberiku nama Jung Soo. Dia menemukanku saat aku masih kecil dan tidak memiliki tempat tinggal. Begini ceritanya, hari itu hujan deras, aku ditinggal pergi oleh ibuku yang tidak kunjung kembali. Jadi aku memutuskan mencarinya di tengah hujan. Aku merasa sangat lelah, tentu saja karena saat itu usiaku baru satu bulan. Saat aku merintih atau lebih tepatnya mengeong kelelahan, tiba-tiba ada seseorang yang menggendongku dan memelukku erat. Aku bisa melihat wajah khawatir Raeka saat itu. Kemudian Raeka memeliharaku sebagai kucingnya. Aku sangat bersyukur kepada Tuhan karena yang menyelamatkanku adalah gadis baik hati seperti Raeka. Raeka, saranghae. Ini memang gila, tapi jujur saja sejak pertama kali melihat Raeka dengan segala kebaikan hatinya, aku mulai menyukainya, walaupun aku hanyalah seekor kucing.

“Jung Soo, kau sudah selesai makan?” Raeka datang dari kamarnya. Sekarang dia sudah mengganti seragam SMA nya dengan pakaian sehari-hari.

“Miaw,” aku mengeong sekali. Raeka mengajarkan aku mengeong sekali sebagai tanda mengiyakan ucapannya.

“Huft, kenapa makanannya tidak di habiskan?” Raeka mengerucutkan bibirnya sambil berkacak pinggang.

‘Akukan tidak lapar!’ balasku dan segera masuk ke kamar Raeka yang pintunya terbuka.

“Jung Soo, kau tahu? Hari ini aku mendapat hadiah dari Eunhyuk oppa. Lihat! Bagus, kan?” Raeka menunjukkan sebuah bando pada ku. Aku hanya melihatnya sekilas dan menelungkupkan kepalaku malas.

Eunhyuk atau tepatnya Lee Hyuk Jae adalah pacar Raeka. Kalian pasti bingung dari mana aku tahu siapa nama lengkap pacar Raeka. Itu semua karena Raeka selalu menjadikanku teman curhatnya. Raeka akan menceritakan apa saja yang terjadi padanya di luar apartemen. Dia juga sering curhat tentang masalah dan keluh kesahnya padaku. Mungkin karena Raeka tinggal sendiri dan sudah ditinggal pergi oleh kedua orang tuanya, dia tidak memiliki seseorang yang bisa mendengarkannya. Makanya Raeka akan bercerita padaku. Sedangkan pacarnya itu tidak bisa diandalkan. Kalian tahu? Aku sudah sering melihat Eunhyuk berdua dengan wanita lain saat aku berjalan-jalan di luar. Tapi, apa dayaku? Aku hanya bisa membiarkan Raeka di bohongi cinta palsu pacarnya itu.

TING TONG!

Aku terduduk saat mendengar bel rumah berbunyi.

“Ah, mungkin itu Eunhyuk oppa!” Raeka bergumam semangat dan berjalan menuju pintu apartemen. Aku mengikuti Raeka, aku tidak akan membiarkan laki-laki itu membohongi Raeka lebih lama lagi!

CKLEK

Pintu apartemen terbuka menampilkan seorang laki-laki dengan pakaian casual berdiri di depan pintu apartemen. Laki-laki itu siapa lagi kalau bukan Eunhyuk, dengan senyum buayanya dia menyerahkan sebuah boneka teddy bear pada Raeka.

“Apa aku tidak boleh masuk?” Eunhyuk bertanya sambil memasang tampang memelas yang tampak dibuat-buat. Dasar penjilat!

‘Tidak! Kau tidak boleh masuk!’

“Hahaha… tentu saja kau boleh masuk oppa ,” Raeka memberikan senyum manisnya pada Eunhyuk, huh!

Raeka memberikan ruang pada Eunhyuk untuk masuk ke apartemennya. Lalu Raeka mempersilahkan Eunhyuk duduk di sofa.

Oppa, kau mau minum apa?” tanya Raeka.

“Apa saja, asalkan buatanmu,” Eunhyuk menjawab sambil mengedipkan sebelah matanya pada Raeka. Raeka berjalan menuju dapur sambil tersipu malu. Raeka, apa sih yang membuatmu jatuh hati pada laki-laki playboy dan penipu seperti dia?

Melihat Raeka yang sudah ke dapur tanpa menyia-nyiakan kesempatan, aku segera melompat kearah Eunhyuk dan menghadiahinya cakaranku.

Ya! Apa-apaan kucing ini! Menyingkir dariku!” teriaknya. Eunhyuk berusaha menyingkirkanku dan aku semakin mengeratkan cengkraman kuku ku pada bajunya.

Omo! Jung Soo! Apa yang kau lakukan?!” Raeka menarikku dari Eunhyuk. Mungkin dia datang karena mendengar teriakan Eunhyuk.

“Jung Soo, kenapa kau jadi nakal begini?!” Raeka meletakkanku di luar pintu apartemennya.

‘Tapi aku hanya ingin dia berhenti membohongimu,’ aku berusaha berbicara, dan pastinya yang keluar hanya suara mengeong yang sangat lemah. Aku hanya ingin Raeka mengerti.

“Sudah, karena kau nakal, kau diluar sampai Eunhyuk oppa pulang, arraseo?”

BLAM!

Dan pintu apartemen pun tertutup. Menyisakan aku sendirian diluar. Angin musim dingin berhembus membuat bulu-bulu ku meremang. Aku mengong sekeras mungkin, berharap Raeka akan membukakan pintu apartemennya untukku. Tapi yang kudapatkan hanyalah keheningan, aku hanya sendirian di depan sini dan Raeka masih enggan membukakan pintunya untukku.

‘Raeka, buka pintunya! Disini dingin!’

-o0o-

Raeka POV

 

Ini musim gugur yang indah. Jung Soo, kucing kesayanganku pasti sedang melakukan kebiasaannya. Saat musim gugur tiba, Jung Soo mempunyai kebiasaan melihat bunga forsythia di belakang apartemenku yang sedang gugur. Menurutku, kucingku itu memiliki sisi romantis, tentu saja selain manis. Oh ya, karena membicarakan Jung Soo aku jadi lupa memperkenalkan diriku. Namaku Hwang Raeka, aku tinggal sendiri disebuah apartemen sederhana. Sebenarnya aku tinggal bersama paman dan bibi ku setelah orang tuaku meniggal. Tapi, karena mereka berdua memiliki perusahaan di luar negeri, mereka berdua jadi jarang berada di apartemen. Walaupun begitu, bibi dan pamanku sangat menyayangiku seperti anak mereka, karena mereka tidak memiliki anak.

Pertemuanku dengan Jung Soo terjadi saat hujan deras. Saat itu aku melihat seekor anak kucing yang mengeong karena kedinginan. Entah mengapa, aku merasa aku dan kucing itu memiliki kesamaan nasib. Kami sama-sama tidak memiliki orang tua, kami sama-sama kehilangan kasih sayang mereka di usia yang sangat kecil. Karena itu aku memungut kucing itu dan memberinya nama Jung Soo. Agar ia menjadi kucing yang memiliki hati suci dan dapat di unggulkan.

-o0o-

KRING!!!

Bel istirahat terakhir berbunyi, aku hanya duduk di bangkuku sambil melihat keluar jendela.

“Raeka, Eunhyuk sunbae memanggilmu, dia bilang dia menuggumu di taman belakang sekolah,” ujar seorang temanku. Aku mengangguk mengerti dan segera menuju ke taman belakang sekolah.

Saat aku sampai di taman belakang sekolah, aku bisa melihat Eunhyuk oppa yang membelakangiku. Eunhyuk oppa adalah pacarku pertamaku. Dia sangat baik, dia selalu memberiku gombalan dan humor saat kami berdua. Walaupun akhir-akhir ini, kami sangat sulit bertemu karena dia bilang dia sedang banyak tugas.

Oppa,” aku memanggilnya, membuatnya tersadar dan berbalik kearahku.

“Hai, kau sudah datang?” Dia tersenyum sekilas.

Tidak biasanya dia seperti ini. Biasanya bila dia ingin berbicara, dia akan datang ke kelasku dan berbicara di depan teman-temanku. Apa ada hal penting yang ingin disampaikannya hingga menyuruhku datang ketempat ini?

Oppa, apa kau ingin menyampaikan sesuatu?” tanyaku.

“Ne, eum…” Eunhyuk oppa berhenti sesaat. Dia menggosok tengkuknya gugup.

“Raeka, aku ingin mengkhiri hubungan ini.”

Mwo?” ucapku pelan, hampir seperti bisikan. Aku tidak mampu berkata apa-apa lagi. Apa dia tidak salah bicara?

Oppa, apa maksudmu?” Aku mencoba bertanya. Mungkin saja dia hanya salah bicara atau pendengaranku yang sedang terganggu.

“Aku ingin kita putus,” jawab Eunhyuk oppa tegas.

“Ta..tapi mengapa?” tanyaku pelan, menahan air mata yang sudah menggenangi kedua mataku. Mengapa Eunhyuk oppa ingin mengakhiri ini? Bukankah hubungan kami baik-baik saja selama ini?

“Aku tidak mencintaimu, Raeka. Aku mencintai orang lain.”

Mendengar kata-katanya, aku merasa telingaku berdenging.

“Aku juga merasa bingung mengapa setelah satu tahun kita pacaran, aku bahkan tidak merasa sedikitpun ingin mencuri ciuman pertamamu. Aku juga bingung mengapa aku tidak merasa cemburu saat kau berdua dengan laki-laki lain. Dan saat aku bertemu dengan Soon Ji, aku baru mengerti kalau aku  tidak mencintaimu. Aku mencintainya, aku mencintai Kim Soon Ji. Jadi… Maaf Raeka, sepertinya perasaanku selama ini hanya rasa sayang seorang kakak kepada adiknya. Maafkan aku.” setelah menjelaskan panjang lebar, akhirnya Eunhyuk oppa meniggalkanku sendiri. Meninggalkan aku yang mulai merasakan cairan hangat itu menuruni kedua pipiku.

Oppa, jika kau tidak mencintaiku, kenapa kau tidak lakukan hal ini lebih awal, sebelum aku terlalu mencintaimu?

-o0o-

 

Jung Soo POV

 

Aku sedang asyik mengamati bunga forsythia gugur saat tiba-tiba pintu apartemen terbuka dengan keras. Aku segera berlari kesana dan mendapati Raeka yang berjalan cepat sambil menyeka air matanya. Aku segera mengikutinya yang masuk kekamar.

‘Raeka apa yang terjadi?’ Raeka tidak menghiraukan meonganku. Dia menghempaskan badannya di kasur lalu menelungkupkan wajahnya di antara bantal. Terdengar samar-samar suara isakan di sana.

‘Raeka, jangan menangis lagi…’ Aku menggosokkan kepalaku di bahu Raeka. ‘Raeka, apa yang terjadi? Ceritakan padaku..’ Aku menaiki punggung Raeka dan sedikit melompat, berusaha agar Raeka mengalihkan perhatiannya padaku.

Raeka membalikkan badannya dan memelukku erat sambil kembali menangis.

“Eunhyuk oppa, dia… dia memutuskan hubungan.. kami begitu saja…” Raeka berbicara sambil terisak, seolah menjawab pertanyaanku yang hanya berupa suara meongan. “Dia bilang… dia mencintai orang lain…” lanjutnya yang membuatku semakin tersulut emosi.

Huh, sudah kuduga, laki-laki itu tidak baik.

‘Raeka-yah, jangan menangis lagi… Ada aku di sini..’ ucapku lagi dengan lebih lembut sambil menggosok-gosokkan wajahku pada lengannya, seolah mengusap lengannya untuk menularkan semangatku padanya.

Raeka terus menangis hingga ia tertidur sambil memelukku karena kelelahan.

Aku terbangun saat sore menjelang. Aku pergi dari pelukan Raeka dengan hati-hati. Aku tidak ingin dia terbangun dan menangis lagi.

Seperti biasa, aku memperhatikan bunga forsythia yang gugur di halaman belakang apartemen. Entah mengapa aku sangat senang memperhatikan bunga ini berguguran. Bunga forsythia yang berwarna kuning cerah saat terjatuh terlihat seperti kupu-kupu. Aku memperhatikan langit senja yang indah, entah mengapa sore ini warna jingga langit senja seperti gumpalan permen kapas berwarna jingga yang manis.

Tiba-tiba aku kembali teringat pada Raeka. Seandainya aku manusia, aku pasti akan menggantikan pacarnya itu dan tidak akan menyakiti Raeka. Aku berjanji aku akan membahagiakan Raeka meskipun aku masih kurang sempurna untuk mendampinginya.

Aku terus memperhatikan langit senja dalam diam. Merasakan hembusan angin, aku merasa kedua mataku perlahan tertutup.

-o0o-

Aku menelentangkan badanku, mencari posisi yang nyaman. Aku menelungkupkan lebih dalam kepalaku di kasur empuk ini. Rasannya empuk sekali seperti tidur di atas awan! Eh, tunggu, kasur? Bukannya aku tidur di lantai?

Aku segera membuka kedua mataku, memerhatikan pemandangan di sekitarku. Yang terlihat hanya warna putih dan sedikit jingga. Warnanya persis seperti awan senja.

“Apa kau tersesat?” tanya sebuah suara.

Aku menoleh kebelakang dan menemukan sebuah boneka alpaca. Apa aku tidak salah dengar? Apa yang bicara tadi itu boneka ini?

“Aku tanya, apa kau tersesat?” ucapnya lagi yang membuatku tersentak kaget.

Woh! Benar, boneka itu bicara! Aku segera memundurkan langkahku menjauh dari boneka itu. Apa aku sedang bermimpi? Ah, aku pasti sedang demam.

“Kau bisa bicara bahasa manusia?!” tanyaku pada boneka itu dan aku merasakan sesuatu yang janggal. Hei! Aku juga bisa bicara dengan bahasa manusia?

“Tentu saja, kucing. Kau juga bisa, kan?” Kulihat boneka itu memutar matanya jengah.

“Ba… bagaimana bisa?!” Ini bukan cerita alice in wonderland kan? Bagaimana mungkin ini bisa terjadi?!

“Hhh… ya begitu lah, di awan senja apapun bisa terjadi,” jawab boneka alpaca itu yang membuatku semakin tercengang.

“Huh? Awan senja? Jadi maksudmu, kita sedang berada di awan senja?” tanyaku tidak percaya. Bagaimana mungkin aku bisa berdiri di atas awan? Aku kan kucing, bukan burung!

“Yup! Perkenalkan ,namaku Ace.” Boneka itu mengulurkan tangannya dan aku menjabat tangan Ace.

“Jungsoo,” jawabku seadanya.

“Biasanya bila ada yang tersesat di awan senja mereka memiliki sebuah harapan, apa harapanmu?” tanya ace

Aku berpikir sebentar, lalu tiba-tiba senyumku mengembang mengingat harapanku. “Aku ingin menjadi manusia,” jawabku. Ace hanya menunjukkan senyum simpul.

“Kalau begitu, ikut aku.” Ace menuntunku menyusuri gundukan awan putih yang halus dan lembut. Kemudian kami berhenti di sebuah tempat atau lebih tepatnya sebuah toko bergaya gorgian.

“Ayo, masuk.” Ace menarikku masuk kedalam toko itu. Terdengar bunyi lonceng yang ditaruh di pintu saat kami masuk.

“Selamat datang di Wyrthiol shop.” Kami di sambut oleh seorang pria tinggi yang tersenyum kearah kami.

“Ace, siapa pelanggan yang kau bawa hari ini?” tanya pria itu.

“Namanya Jung Soo, aku menemukannya tersesat di antara awan,” jawab ace menjelaskan.

“Jadi, Jung Soo. Perkenalkan namaku Kris, aku pemilik toko ini. Apa kau memiliki sebuah harapan?” tanya pria itu.

“Aku ingin menjadi seorang manusia,” jawabku tegas.

Kris menunjukkan senyum tipisnya lalu berjalan menuju rak kayu berwarna putih. Di rak itu terdapat banyak botol berisi cairan berbagai warna. Ia mengambil sebuah botol dengan cairan berwarna putih awan dengan tanda hati di dalamnya.

“Ini adalah harapanmu. Tapi, untuk mendapatkannya kau harus menukarnya dengan hartamu yang paling berharga,” ucapnya, membuatku bingung.

“Tapi aku hanya seekor kucing, aku tidak memiliki harta sedikitpun,” kataku kecewa.

“Harta yang berharga adalah sebuah benda yang dibuat dengan tetesan ketulusan. Baiklah, sebagai ganti ramuan ini aku akan mengambil kalungmu”. Kris melepaskan kalung pemberian Raeka dari leherku. Kalung itu adalah kalung pemberian Raeka saat usiaku satu bulan, dia membuat kalung itu sendiri dari pita berwarna biru dan sebuah lonceng kecil berwarna putih.

“Terimalah harapanmu,” ucap Kris sambil menyerahkan botol berisi cairan itu padaku.

“Ini apa? Bagaimana cara menggunakannya?” tanyaku sambil memutar-mutar botol itu di tanganku.

“Ini disebut ramuan cymylau gwyn, ramuan ini terbuat dari tetesan embun pertama di musim semi. Cymylau gwyn akan mengubahmu menjadi apapun yang kau inginkan,” jawab Kris.

“Hey, apa aku akan menjadi manusia selamanya?” tanyaku antusias.

Kris menggeleng. “Tentu saja tidak, kau hanya akan menjadi manusia sampai daun terakhir bunga forsythia itu gugur. Saat semua daunnya gugur kau akan berubah kembali menjadi kucing dan hartamu yang paling berharga akan kembali.”

Mendengar itu aku merasa sedikit kecewa. Tapi, tidak apa-apa, yang terpenting adalah aku bisa menjadi manusia dan menyampaikan perasaanku yang sesungguhnya pada Raeka.

“Baiklah, aku mengerti.”

“Kalau begitu kau harus menandatangani perjanjian ini.” Ace menyodorkanku selembar kertas usang dan tinta emas. Aku segera menempelkan telapak tanganku pada tinta itu dan menempelkannya pada kertas usang tersebut.

“Kau boleh meminum ramuannya sekarang,” ujar Kris.

Aku meminum ramuan itu hingga habis dan perlahan-lahan mataku terpejam kembali.

-o0o-

Aku terbangun saat merasakan sinar matahari menusuk penglihatanku. Aku rasa aku sudah berada di apartemen Raeka. Mungkin yang ku alami barusan hanya mimpi. Aku meregangkan badanku sambil menguap. Seperti biasa aku menuju jendela untuk memperhatikan bunga forsythia yang gugur. Aku terdiam saat melihat pantulan wajahku di kaca jendela. Tunggu, itu pantulan wajahku,dan aku manusia! Itu tadi bukan mimpi!

“Yeay…!” Aku bersorak gembira sambil melompat-lompat bahagia. Suaraku sekarang bukan lagi berupa meongan, melainkan suara berat khas laki-laki.

“Kyaa!!!” Aku mendengar teriakan Raeka yang sejurus kemudian diikuti dengan lemparan benda-benda di sekitar Raeka ke arahku.

“Raeka, tunggu! Jangan lempari aku!” teriakku sambil melindungi wajah dan kepalaku dari lemparan Raeka.

“Kau––Kau pencuri, kan?! Darimana kau tahu namaku?!” Raeka berteriak panik sambil terus melempariku dengan barang-barang yang ada di sekitarnya.

“Aku bukan pencuri! Aku Jung Soo!” teriakku meyakinkan Raeka.

“Dasar penipu! Jung Soo itu kucingku!!” Kini Raeka mulai memukuliku dengan sapu.

“Aku Jung Soo! Kau menemukanku di saat hujan saat usiamu 10 tahun kau memberiku nama Jung Soo agar aku menjadi kucing berhati suci dan berguna. Kau juga memberiku sebuah kalung saat usiaku satu bulan!” ujarku cepat tanpa jeda dan saat kalimatku selesai, Raeka menghentikan pukulannya padaku.

Eoh? Bagaimana.. bisa kau tahu semua tentang kucingku?” tanya Raeka curiga padaku dengan kedua matanya yang memicing, menatapku tajam.

“Tentu saja, karena aku memang Jung Soo, kucingmu!” Aku sampai berteriak untuk meyakinkannya.

“Kau bohong! Sudah jelas-jelas kau itu manusia!” seru Raeka masih belum percaya.

“Aku benar-be––”

“Raeka-yah! Bibi pulang!” seruan bibi Hwang membuat perdebatan kami terhenti. Bibi Hwang menghampiri kami di ruang tengah dengan wajah penuh tanya. Maklum saja saat ini aku sedang perpose melindungi kepalaku sedangkan Raeka memegang sapu yang siap memukulku.

“Kau…?” bibi Hwang menunjukku dengan penuh tanya.

“A–a–aku… aku temannya Raeka! Ya, teman Raeka,” ucapku akhirnya, mencari-cari alasan yang tepat.

“Bukan, Bi! Dia itu––” Aku segera membekap mulut Raeka dengan tanganku, membuat kalimatnya terpotong.

“Aku teman Raeka dari sekolah lain, Bi. Perkenalkan, namaku Park Jung Soo,” salamku ramah pada bibi Hwang, membuat wanita paruh baya itu tersenyum lembut.

“Oh… Aku pikir siapa, soalnya aku jarang melihatmu dengan teman Raeka yang lain. Ya sudah, Bibi mau istirahat dulu. Raeka, jangan lupa suguhkan temanmu ini makan, ya?” ujar bibi Hwang.

Melihat bibi hwang yang sudah masuk ke dalam kamarnya, aku segera melepaskan bekapanku pada mulut Raeka.

“Hhh… Kau ingin membunuhku, ya?” ucap Raeka saat aku melepaskan bekapanku.

“Tentu saja tidak. Apa kau baik-baik saja?” tanyaku khawatir padanya.

“Aku baik-baik saja,” sahutnya. Kemudian Raeka terdiam sambil memperhatikanku dari ujung rambut hingga ujung kaki.

“Apa?” tanyaku sambil memperhatikan wajah bingungnya.

Ia menatapku aneh. “Apa kau benar-benar Jung Soo?” tanyanya sambil kembali memerhatikanku dengan seksama.

“Coba tunjukkan kalungmu,” ujarnya cepat sambil menarik kerah sweater putih yang entah sejak kapan sudah melekat di tubuhku. Lalu setelahnya ia kembali menatapku tajam. “Tidak ada! Berarti kau bukan Jung Soo!” serunya sambil menunjuk-nunjuk wajahku curiga.

“Aku benar-benar Jung Soo! Kalung itu kutukarkan dengan ramuan yang membuatku menjadi manusia!” balasku, kembali berusaha meyakinkan Raeka. Dan akhirnya kami berdebat sampai waktu makan malam.

-o0o-

Aku duduk bersama Raeka dan bibi Hwang––bibi Raeka––di meja makan sambil menyantap makan malam. Dengan segala jeri payah dan upaya serta beberapa pukulan dari Raeka akhirnya aku diperbolehkan untuk menginap di rumah Raeka. Tentu saja karena aku tidak memiliki tempat tinggal, tempat tinggalku sebagai kucing adalah rumah Raeka.

“Eum… Jung Soo, kalau boleh tahu, kau bersekolah di mana?” tanya bibi Hwang mencairkan suasana.

“Eh, sekolah?” Kedua mataku membulat. “Aku… aku sekolah di… eum…” ucapku gelagapan. Wah, bagaimana ini? Aku bahkan tidak tahu nama sekolah Raeka.

“Dia sudah kuliah, Bi.” Raeka menjawab sambil melirikku sekilas dan melanjutkan makannya. Terima kasih Raeka, kau memang penyelematku.

“Oh… Jadi, umurmu berapa sekarang?” tanya bibi Hwang lagi.

“Lima tahun” jawabku santai, membuat Raeka dan bibi Hwang menatapku aneh. Apa aku salah bicara?

‘Jika kau menjadi manusia, usiamu sudah dua puluh lima tahun.’ Aku mendengar bisikan entah dari mana, tapi suaranya terdengar seperti suara Ace.

“Ma.. maksudku dua puluh lima tahun. Hehehe,” sambungku cepat sambil terkekeh hambar.

“Wah, aku tidak menyangka Raeka memiliki teman yang perbedaan usianya begitu jauh,” ucap bibi Hwang sambil menatap takjub pada Raeka.

-o0o-

“Kau benar-benar Jung Soo?”

Aku terbangun, mendapati wajah Raeka tepat didepan wajahku dan ia langsung melontarkan pertanyaan itu.

“Te..tentu saja..” ucapku gugup, mengingat jarak kami yang tipis entah kenapa membuatku gugup.

“Hhh…” Raeka menghela nafas berat dan membenarkan duduknya.

“Ada apa?” tanyaku sambil bangkit dari posisiku. Aku memperhatikan wajah Raeka yang menunjukkan bahwa ia sedang berpikir keras.

“Semalam sampai sekarang Jung Soo belum juga pulang, dan semalam sampai sekarang pria asing ini terus berada di sini, apa benar dia Jung Soo ya?” Raeka berbicara lebih pada dirinya sendiri.

“Apa makanan kesukaan Jung Soo?” tanya Raeka tiba-tiba dengan tatapan tajam yang terlihat begitu mencurigaiku.

“Salmon goreng,” jawabku singkat.

“Apa kegiatan yang selalu dilakukan Jung Soo saat musim gugur?”

“Memperhatikan bunga forsythia gugur”

“Apa liontin kalung Jung Soo?”

“Lonceng.”

“Kau tahu semuanya?! Ja–jadi, kau benar-benar Jung Soo?” kedua matanya membulat dan mulutnya sedikit terbuka, menatapku tak percaya.

“Yup, tepat!” balasku sambil memamerkan senyum lebarku.

Kulihat Raeka mengacak rambutnya frustasi. “Ini benar-benar gila!” teriaknya keras.

“Oh ya, di mana bibi Hwang?” tanyaku sambil beranjak dari kasur cadangan tempat aku tidur dan menuju ruang tengah.

“Tadi dia pergi keluar kota,” jawab Raeka seraya mengikutiku keluar, masih dengan wajah shock nya.

“Raeka! Bukankah hari ini hari pertama libur musim gugur? Ayo kita bersenang-senang!”

-o0o-

Aku dan Raeka saat ini sedang mengantri untuk menaiki roller coaster. Lagi-lagi setelah memaksadan merayu Raeka, aku berhasil membawanya ke taman bermain. Tentu saja untuk menghabiskan waktu menyambut hari pertama libur musim gugur. Ini pasti akan sangat menyenangkan.

“Hei, kau yakin kita akan naik roller coaster?” tanya Raeka sambil menatapku ragu.

“Iya, bukankah ini menyenangkan?” jawabku antusias. Raeka hanya melihatku malas, kemudian mengalihkan perhatiannya ke arah lain.

Akhirnya giliran kami naik roller coaster tiba. Aku dapat melihat wajah Raeka yang mulai pucat saat roller coaster mulai bergerak secara perlahan. Aigo, apa Raeka takut naik roller coaster? Ottokhe? Aku merasa jahat sekali sudah memaksa Raeka menaiki wahana ini. Aku menggenggam tangan Raeka saat roller coaster mulai melaju kencang. Matanya yang semula terpejam kini terbuka dan memperhatikanku dengan tatapan yang sulit diartikan, membuatku tersenyum tipis.

Saranghae,” ucapku dan membuat Raeka segera mengalihkan pandangannya ke arah lain. Dia tidak bicara sedikitpun, juga tidak melepaskan tanganku dari tangannya. Sebenarnya apa yang kau rasakan saat ini, Raeka-yah?

Kami turun dari roller coaster tanpa berbicara sepatah katapun. Kami hanya berjalan mengitari taman bermain ini tanpa naik wahana apa pun. Tiba-tiba saja, Raeka menghentikan langkahnya.

“Ayo pulang,” ucapnya sambil menatap lurus ke depan. Aku mengikuti arah pandangannya dan aku dapat melihat Eunhyuk yang sedang bermesraan dengan gadis lain. Tanpa sadar bibirku mengulas senyum miris. Ternyata Raeka masih mencintai orang itu.

“Ayo,” ucapku sambil berbalik yang segera diikutinya, dan kami mulai berjalan pulang ke apartemen Raeka dalam diam.

-o0o-

Aku memperhatikan Raeka yang terus melamun sambil memeluk lututnya menghadap jendela dengan raut wajah lesu. Hhh… memperhatikannya yang seperti ini membuatku merasa sedih juga. Aku memperhatikan bunga forsythia yang daunnya semakin sedikit.

“Raeka, ayo kita main lagi! ” ajakku riang, berharap Raeka akan tertarik.

“Aku tidak mau,” jawab Raeka tanpa menatapku.

“Bagaimana kalau kita makan saja?” ajakku lagi.

Shireo! Tinggalkan aku sendiri!” teriaknya yang membuatku tertegun sesaat. Mendengar teriakkan Raeka aku pun pergi.

Aku berjalan lesu keluar apartemen Raeka dan berhenti di taman dekat apartemennya.

“Apa kau sudah berhasil mengungkapkan perasaanmu?”

Aku terlonjak kaget mendengar suara Kris yang tiba-tiba berada di sampingku.

“Bunga forsythia itu, mungkin tinggal tersisa 3 atau 4 hari lagi sampai semua daunnya gugur semua,” ucapnya lagi.

“Aku tahu…” jawabku lemah. Aku seharusnya menggunakan waktu yang tersisa sebaik mungkin, menghabiskan waktu bersama Raeka sebagai manusia dan membuat kenangan yang bahagia. Tapi sepertinya sikap Raeka berubah sejak aku berubah menjadi manusia. Perlahan-lahan ia mulai menjadi dingin padaku.

“Kau pasti bisa.” Kris menepuk pundakku dari samping, menularkan semangatnya padaku.

“Terima kasih,” jawabku seraya menoleh ke arahnya dan aku tidak bisa menemukannya lagi di sana.

-o0o-

Aku menekan bel apartemen Raeka. Tak lama setelah itu pintu apartemen itu pun terbuka.

“Aku kembali!” seruku gembira sambil mengangkat bungkusan di tanganku.

Eoh? Apa itu?” Raeka memandangku dengan wajah penuh tanya.

“Jangan banyak tanya. Ayo ikut aku!” ujarku sambil menarik tangan Raeka dengan semangat.

“Eh? Hei! Lepaskan aku!” Raeka meronta memintaku melepaskan tangannya. Tapi aku tidak mempedulikan teriakannya dan terus menariknya sampai ke taman di dekat apartemennya.

“Ini untukmu,” ucapku, memberikannya sebuah kembang api dari bungkusan yang kubawa.

“Untuk apa kembang api ini?” tanya Raeka dengan wajah bingung.

“Untuk membuatmu tersenyum,” jawabku, lalu menyalakan kembang api yang berada di tangannya. Setelah itu aku menyalakan kembang apiku sendiri.

Malam itu kami menghabiskan waktu dengan bermain kembang api hingga pagi menjelang. Meskipun aku belum dapat melihat senyuman Raeka yang dulu, tapi setidaknya aku bisa menghabiskan waktu bersamanya seperti ini.

-o0o-

“Hei, bangun! Cepat bangun!”

Aku merasa goncangan di tubuhku, membuatku terbangun dan mendapati Raeka berkacak pinggang di samping kasurku.

“Apa?” tanyaku, masih belum sadar sepenuhnya.

“Cepat mandi dan sarapan. Hari ini kita akan berbelanja ke Myeong dong,” jawabnya.

Mendengar perkataan Raeka, aku segera bangun dan segera bersiap-siap.

“Dengar, ya. Aku mengajakmu berbelanja bukan berarti aku menerimamu dengan senang hati untuk tinggal di apartemenku lebih lama lagi, ini hanya sebagai ucapan terimakasih karena kau sudah menghiburku kemarin. Dan juga aku kasihan melihat mu terus memakai baju itu dari kemarin,” ucap Raeka panjang lebar saat kami sudah sampai di Myeong dong.

Ne, aku tahu…” sahutku pelan. Tidak apa-apa walau ini hanya sebagai balas budi. Setidaknya Raeka sudah membuka sedikit hatinya untukku.

Kami berbelanja sampai waktu makan siang datang. Karena sudah sangat lapar, kami memutuskan untuk makan di sebuah restoran cepat saji.

“Raeka!”

Saat kami sedang asyik menikmati santapan, tiba-tiba saja ada seseorang yang memanggil Raeka. Dan ternyata orang itu adalah Eunhyuk, laki-laki yang sudah menyakiti hati Raeka.

“Oh.. Hai, oppa.” Raeka segera menghentikan makannya dan tersenyum kaku menjawab sapaan Eunhyuk.

“Wah, ternyata kau sudah mendapat penggantiku ya?” Eunhyuk bertanya pada Raeka sambil menatapku sekilas, menunjukkan senyumnya yang tidak pernah kusuka.

“Ah, bukan. Dia bukan pacarku, oppa. Kami hanya teman” jawab Raeka cepat, membuatku menatapnya tanpa berkedip.

“Ohh… Perkenalkan, ini Kim Soon Ji, yeojachingu ku,” ucap Eunhyuk memperkenalkan gadis yang sedari tadi berada di sampingnya.

Annyeong, Kim Soon Ji imnida,” ujar gadis itu sambil menjabat tangan Raeka.

“Hwang Raeka.” Raeka menjawab singkat. Aku bisa melihat wajah Raeka kini seperti seseorang yang sedang menahan tangisnya. Dengan cepat aku berdiri dan mengajaknya untuk pulang.

“Ah, Raeka. Bukankah kita harus menjemput bibi Hwang di bandara? Sebaiknya kita pergi sekarang sebelum terlambat,” ujarku cepat dan menarik Raeka pergi dari sana. Aku tidak mau Raeka menangis di sini, di depan Eunhyuk yang sudah menyakitinya. Aku tahu, Raeka pasti tidak akan suka menunjukkan kelemahannya pada pria itu.

-o0o-

“Kau baik-baik saja?” tanyaku pada Raeka yang kembali melamun. Aku menyodorkan segelas coklat hangat padanya.

“Aku baik-baik saja.” Raeka mengambil coklat panas yang kuberikan dan kembali menatap ke luar jendela.

“Aku bingung, kenapa Jung Soo senang sekali memperhatikan bunga forsythia itu gugur?” ucap Raeka pelan, seakan-akan bicara pada dirinya sendiri.

“Karena itu terlihat indah, kelopak forsythia yang berwarna kuning cerah saat jatuh dan tertiup angin terlihat seperti kupu-kupu,” jawabku sambil memperhatikan daun forsythia yang gugur dan menyisakan hanya sekitar tujuh helai di rantingnya. Apakah ini akan menjadi hari terakhirku sebagai manusia?

‘Katakanlah. Malam ini semua daun itu akan gugur.’ Bisikan Kris sekali lagi terdengar di indera pendengaranku, membuatku menghela nafas pelan.

“Raeka-yah, saranghamnida,” ucapku pada akhirnya, menatap kedua manik matanya yang tidak juga beralih padaku.

“Apa yang harus kukatakan? Aku bahkan tidak mengenalmu,” ucapnya dingin tanpa menatapku. “Aku hanya mengenal Jung Soo, kucingku.. bukan kau, Park Jung Soo dalam wujud manusia yang sama sekali belum pernah kutemui sebelumnya.”

Aku merasakan nafasku tercekat. Apa seperti ini akhir dari perjuanganku? Mengapa terasa seperti ada yang salah di sini?

“Raeka-ya.. Ini hari terakhirku sebagai manusia,” ucapku lirih. “Aku hanya ingin menyampaikan bahwa aku mencintaimu, aku akan menjadi orang yang tidak akan pernah menyakiti hatimu atau meniggalkanmu, aku akan menjadi kucing yang baik setelah ini.”

Raeka tidak menyahut sedikitpun, dia hanya terus menatap keluar jendela membelakangiku.

“Aku harap kau bisa kembali menjadi Raeka yang dulu, Raeka yang ceria, Raeka yang selalu mengungkapkan isi hatinya padaku, Raeka yang… selalu tersenyum lembut padaku. Aku harap kau dapat tersenyum seperti dulu lagi, Hwang Raeka,” ucapku lirih. “Aku pergi.” Aku melangkahkan kakiku keluar apartemen Raeka, meninggalkannya yang masih diam seribu bahasa, bahkan tidak bergerak sedikitpun.

Mungkin ini akhir dari semua yang sudah kulalui bersamamu, Raeka. Terima kasih untuk semuanya.

Raeka POV

 

“Aku pergi.”

BLAM.

Aku mendengar pintu apartemenku terbuka, lalu tertutup lagi. Aku hanya diam sambil menatap bunga forsythia yang terus berguguran. Jung Soo, ini tidak indah, tapi menyedihkan. Kenapa pemandangan yang sering kau perhatikan ini, menjadi terasa menyakitkan untukku?

Saranghae.

Untuk apa kembang api ini?”

Untuk membuatmu tersenyum.

“Raeka-yah, saranghamnida…”

Ini hari terakhirku sebagai manusia.

Aku harap kau bisa kembali menjadi Raeka yang dulu, Raeka yang ceria, Raeka yang selalu mengungkapkan isi hatinya padaku, Raeka yang… selalu tersenyum lembut padaku. Aku harap kau dapat tersenyum seperti dulu lagi, Hwang Raeka.”

Aku pergi.”

Entah mengapa semua kenangan bersama orang itu terputar di otakku seperti kaset rusak yang selalu berulang. Entah apa yang kupikirkan saat ini. Melihat orang itu aku selalu teringat pada Jung Soo yang selalu menghiburku, kucing yang kupelihara saat usiaku sepuluh tahun.

Aku teman Raeka dari sekolah lain, perkenalkan namaku Park Jung Soo.

Aku Jung Soo! Kau menemukanku di saat hujan ketika usiamu 10 tahun. Kau memberiku nama Jung Soo agar aku menjadi kucing berhati suci dan berguna. Kau juga memberiku sebuah kalung saat usiaku satu bulan!”

Park Jung Soo, aku terus mengulang nama itu di otakku. Jung Soo. Entah mengapa aku menjadi tidak tenang. Ini bukan akhir dari kisah ini. Ini bukan akhir dari segalanya!

Author POV

 

Raeka dengan cepat berlari keluar apartemennya menuju halaman belakang apartemen, ia berlari menuju bunga forsythia itu dan tidak menemukan Jung Soo di sana. Masih tersisa satu helai lagi daun forsythia yang menjadi pertanda saat-saat terakhir Jung Soo menjadi manusia. Raeka kemudian berlari menuju taman di dekat apartemennya, dia mencari Jung Soo di tempat mereka bermain kembang api kemarin. Dan dia tidak menemukan Jung Soo di sana.

Tanpa ia sadari kini seluruh daun forsythia telah gugur.

Raeka berjalan lemah menuju apartemennya sambil menundukan kepalanya. Membiarkan air matanya jatuh tanpa isakan. Sesekali ia menyeka air matanya yang mengalir ke dagunya. Ia tahu ia salah, ia sadar itu. Ia sudah mengabaikan Jung Soo yang selama ini selalu menemaninya.

“Raeka.”

Raeka berbalik, dan seketika tangisannya berhenti. Jung Soo berdiri di sana sambil tersenyum ke arahnya. Raeka tersenyum tipis di antara air matanya yang masih membanjiri wajahnya, kemudian berlari ke arah Jung Soo dan menghambur ke dalam pelukannya, memeluknya erat.

“Jangan pergi lagi,” ucap Raeka membiarkan Jungsoo membalas pelukannya.

Ne,” sahut Jung Soo pelan, mengulas senyum bahagianya sambil menghirup aroma rambut Raeka yang tergerai indah. “Aku tidak akan pernah pergi darimu,” tambahnya tanpa melepaskan pelukan Raeka. Apa ini akhir bahagiamu, kucing? Ah… Atau Park Jung Soo?

-o0o-

“Apa tidak apa-apa kita biarkan dia tetap menjadi manusia?” Ace bertanya dengan ragu pada Kris yang sedari tadi mengamati Jung Soo dan Raeka dari atap gedung.

Kris tersenyum. “Tidak apa-apa, asalkan benda yang berharga ini masih di sini.” Kris mengeluarkan kalung Jung Soo kemudian menyimpannya lagi dengan rapi di dalam sebuah kotak beludru kecil. Lalu kembali mengamati kucing yang sudah menemukan kebahagiaan dari harapannya selama ini.

Ini cerita tentangku

Tentang keajaiban seperti sirkus malam

Tentang harapan setinggi langit senja

Tentang cinta yang selembut awan

Ini ceritaku

Cerita si kucing

-END-

Yeee!!!! Akhirnya abis juga… saya hanya ingin bilang, jangan lupa COM-MENT!!!! (ala Arya wiguna)

Jangan lupa COM-MENT!!!

Ini memang lebih banyak bagian Jung Soo POV, sesuai dengan judulnya cat story, jadi ya bagian si kucing yang paling banyak.

Ok, jangan lupa COM-MENT!!!!

––TJ

—–

Ehem… Ehem… Author galau yang lagi nangis ditinggal Kim Jong Woon di sini.

Pertama, makasih buat TJ yang udah menyediakan waktunya untuk membuat FF ini. Jujur saya senang, karena saya belum terlalu jago bikin genre fantasy XD Apalagi castnya tokoh favorit saya, si Ahjussi imut kakaknya Park Hye Mi. Wkwkwk…

Kedua, mungkin ada reader yang bingung kenapa gaya penulisannya di sini agak-agak nyampur antara gayanya si TJ sama si Ifa Raneza yang selalu membuat readers menguras bak mandi. Yup, jadi sebelum ngepost ini FF, FF kucing-kucingan(?) ini saya edit dulu biar kelihatan lebih baik dari model awalnya. (Uhm, berhubung si TJ masih junior(?) di dunia perFFan).

Ketiga, untuk reader yang udah baca harap comment! Atau kalo nggak si Arya Wiguna akan mendatangi kalian, si silent reader (?).

Keempat, tidak ada manusia yang sempurna. Kami berdua masih remaja labil yang suka memporak porandakan jalan hidup si tokoh(?). Harap maklum, dan harap kritik serta sarannya.

KAMSAHAMNIDA ^^

––Ifa Raneza

16 responses

  1. ff nya keren bangeeeettt chingu, baru pertama kali baca ff beginian><
    Jadi Jung Soo jadi manusia selamanya? trs Jung Soo pacaran sama Raeka? doh kepo nih._. (y) (y)

    May 9, 2013 at 1:14 pm

    • makasih ^^
      Iya, jungsoo jdi manusia selamanya ^^ Mereka pacaran nggak ya? .__.a abisnya ini yg bikin temenku ;;AAA;;
      mungkin mereka pacaran chingu, karena mereka kan saling suka tuh akhirnya ^^ hehe

      May 10, 2013 at 4:36 am

  2. begitu dapet sms dari eomma, langsung melesat ke blog(?)
    Kyaaaa abang gue jadi kucing(?) xD
    Kereeeeennn bisa2nya jadi kucing xD *plak *namanya juga ff
    Btw, over all udah keren, cuma kayaknya bagian akhirnya agak diperjelas dan dipertajam setajam silet aja deh(?) *halah
    Kalo gue komen makin gaje bin geje *perasaan sama aja deh ==”
    Yaudah sih, kayaknya itu aja yg bisa saya komen, kurang lebih tambah kurangnya saya mohon maap (?)

    May 9, 2013 at 2:01 pm

    • okeee b^^d
      kalo urusan tajam menajam(?) tanya ke kiki, kan authornya diaaa XD
      gomawo~ ^^

      May 10, 2013 at 4:37 am

  3. liyahsEUll

    baguss eonn 😀 fantasy nya gak terlalu hiperbola.

    May 10, 2013 at 7:19 am

    • thanks ^^
      (say thanks to TJ who wrote this story ^^)

      May 10, 2013 at 7:33 am

  4. waaaaaah akhirnya nemuin ff yg FULL Jungsoo oppa
    Skarang sulit bgt nemuin yg kaya gini.
    takutnya dah pd lupa 5 ahjussi yg satu nie..:-(
    Makasih cingu udah ngobatin rindunya para angels
    Saranghae oppa ~chu*cium jungsoo oppa*
    Saranghae cingu ~chu*cium author*

    kenapa coment q sulit bgt msknya z?? ?

    May 11, 2013 at 6:48 pm

    • makasih jg wat ifaraneza dah publisin ff nie saranghae……^^~chu *cium ifaraneza*

      May 11, 2013 at 6:55 pm

      • ne, cheonma.. Say thanks to for TJ, who wrote this story ^^
        gomawo, chingu~ *bow*

        May 12, 2013 at 1:49 am

  5. 1 kata, KEREN

    May 12, 2013 at 2:35 am

    • gomawo ^^
      say thanks too for TJ, who wrote this story ^^

      May 12, 2013 at 3:28 am

  6. dclouds

    Kirain bakalan tetep jadi kucing..
    Ternyata kris baik juga..
    Hehehehe..

    Keren oneshoot-nya,, santai, bahasanya jelas, konflik nya juga gk terlalu bikin mumet..
    Suka banget sama oneshot kayak gini..
    Fighting buat next ff nya..
    🙂

    May 12, 2013 at 2:42 pm

    • gomawo ^^
      *say thanks too for TJ, who wrote this story* 😀

      May 13, 2013 at 7:07 am

  7. TJ

    Hai,, TJ di sini… Saya ucapkan terima kasih buat semua reader yang udah baca dan coment ff saya trus atas tanggapannya yang baik,, makasih sekali lagi… Ini menjadi semangat bikin ff yg lebih bageusss lagi~ ^^ *deep bow

    May 13, 2013 at 5:16 am

  8. terlalu muda si raeka nya ngebayangin umurnya masi 15 th agak susah.. Tp ff nya keren kyaaa jd pengen liat wujud si ACE kkk~

    For author : hwaiting~

    May 15, 2013 at 11:44 am

    • Tapi memang sengaja bikin Raeka jauh lebih muda dari Jungsoo biar keliatannya agak-agak gimana gitu #plakk
      ACE itu ngambil wujud dari boneka alpaca nya Kris EXO-M chingu ^^
      makasih udh baca+comment 😀

      May 16, 2013 at 7:36 am

Leave a comment